PENYUSUNAN TES
PENYUSUNAN TES
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan taufiq dan hidayahNya,
sehingga kita masih diberikan kenikmatan dan kelancaran dalam penulisan makalah
ini.
Shalawat
serta salam marilah kita panjatkan kepada junjungan kita Nabi besar, Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya yang telah berhasil
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman kecahayaan seperti saat ini.
Makalah
ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Evaluasi Pembelajaran. Di dalamnya makalah ini mengemukakan
mengenai penyusunan tes, diantarannya pengertian tes, persyaratan tes, dan
ciri-ciri tes yang baik.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada dosen
mata kuliah Evaluasi Pembelajaran, yang senantiasa memberikan ilmu dan
pengetahuan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini walaupun
makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kitik dan saran sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.
Penulis
juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Amin.
Unsiq, 21 Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
A. Pengertian Tes ........................................................................................ 3
B. Persyaratan Tes ....................................................................................... 4
C. Fungsi Tes ............................................................................................... 5
D. Jenis-Jenis Tes ......................................................................................... 6
E. Kelebian Dan Keurangan Jenis-Jenis
Tes ............................................... 7
F. Ciri-ciri Tes yang Baik ............................................................................ 9
G. Tahap-tahap Penyusunan Tes ............................................................... 11
H. Prinsip-Prinsip Dasar dalam
Penyusunan Tes Hasil Belajar ................. 11
BAB III KESIMPULAN .................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Didalam pendidikan terdapat
bermacam-macam alat penilaian yang dapat dipergunakan untuk menilai proses dan
hasil pendidikan yang telah dilakukan terhadap anak didik.
Untuk melakukan evaluasi hasil
mengajar dan belajar itu, seorang guru dapat menggunakan dua macam tes, yaitu
tes yang telah distandarakan (standardized test) dan tes buatan guru sendiri
(teacher-made test).
Dengan alat pengukur berupa tes
tersebut, maka guru akan berhasil mengetahui adanya perbedaan antar peserta
didik.
Suatu tes dapat disebut valid jika
tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut,
jika digunakan dapat mencapai sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan
sebelumnya. Dengan kata lain, sebagai alat evaluasi, tes tersebut merupakan alat yang jitu dan cermat karena
telah mengalami try-out dan
perbaikan-perbaikan sehingga akhirnya merupakan tes standar.
Suatu tes disebut andal (dapat
dipercaya) jika tes tersebut menunjukan ketelitian dalam pengukuran.
Salah satu alat penilaian kemapuan
mengajar guru di sekolah adalah kemampuan guru untuk melaksanakan evaluasi
belajar siswa dalam PBM yang dilaksanakan. Pada umumnya, evaluasi yang
dilaksanakan berupa evaluasi formatif, sumatif, dan remedial/her ( perbaikan).
Dengan mempertimbangakan prinsip
dasar tes prestasi dan fungsinya dalam evaluasi belajar siswa di sekolah maka
jelas bahwa tes buatan guru yang digunakan (formatif, sumatif, dan
remedial/her) penting peranananya menentukan prestasi siswa, keberhasialn PBM
yang dikelola guru, program pengajran di sekolah dan sekaligus menentukan mutu
pendidikan. Karena itu, dalam membuat dan mengembangkan tes, guru harus
menyusunnya dengan baik. Dengan demikian mempertimbangkan hal itu maka guru
harus mengetahui kriteia tes yang baik, pedoman pengembanhan tes, dan teknik
pemberian skor.
B.
Rumusan Masalah
- Apa yang dimaksud dengan tes?
- Apa saja persyaratan sebuah tes ?
- Apa saja jenis-jenis tes itu?
- Apa kelebihan dan kekurangan jenis tes?
- Bagaimanakah ciri-ciri tes yang baik?
- Bagaimanakah prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan tes hasil belajar ?
C.
Tujuan
- Menjelaskan pengertian tes
- Menjelaskan persyaratan tes
- Mengetahui jenis-jenis tes
- Mengetahui kelebihan dan kekurangan jenis tes
- Menerangkan cara memilih ciri-ciri tes yang baik
- Menerangkan prinsip-prinsip dasar dalam penyusunan tes hasil belajar
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Tes
Secara
harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa perancis kuno : testum dengan arti:
“piring untuk menyisihkan logam-logam mulia” (maksudnya dengan mengunakan alat
berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya
sangat tinggi) dalam bahasa inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”, atau “percobaan”. Dalam (didieu tulisan
arab).
Tes
adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu ( Allen dan Yen,
1979: 1). Karena itu, didlam tes terdapat sekumpulan pertanyaan yang harus
dijawab atau tugas yang harus dikerjakan, yang akan memberikan informasi
mengenai aspek psikologis tertentu ( sampel perilaku ) berdasarkan jawaban yang
diberikan individu yang dikenai tes tersebut ( anastari, 1982:22 ).
Dengan
demikian ada tiga hal yang penting dalam pengertian tes, pertama adalah sebutan
pengukuaran. Pemberian tes (testing adalah bagian dari kegiatan pengukuran
(measurement). Kedua tes adalah alat untuk mengukur sampel pengetahuan atau
kemampuan yang dimiliki seseorang. oleh karena itu, pemberian tes sebenarnya
terbatas dari segi waktu pelaksanannya; pengetahuan dan kemampuan yang di ukur
bersifat luas hampir tanpa batas, sedangkan gambaran pengetahuan dan kemampuan
yang diperoleh melalui tes merupakan sampel dari semua pengetahuan dan
kemampuan yang mungkin dimiliki oleh pembelajar. Ketiga, tes adalah penafsiran
angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik atau tidaknya sseorang
pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
B.
Persyaratan Tes
Diilustrasikan bahwa mengukur
panjang sisi meja dengan menggunakan karet elastis yang diulur-ulur, sama
halnya dengan tidak mengukur. Hasil ukurannya tidak akan dapat dipercaya. Akan
tetapi apabila keadaannya memang terpaksa, yakni apabila kita harus melakukan
pengukuran padahal yang ada di situ hanyalah sehelai tali karet elatis, maka
kita dapat menggunakan tali itu asalkan menggunakannya harus mengikuti aturan
tertentu, yakni tidak boleh ditarik-tarik.
Apabila situasi ini kita pindahkan
kepada pelaksanaan evaluasi atau tes, maka dapat disajikan dalam situasi berikut
:
- Seorang guru yang belum berpengalaman menyusun tes, mengadakan suatu tes Bahasa Indonesia. Kepada siswa diberikan sebuah bacaan panjang dan beberapa pernyataan yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan siswa menangkap isi bacaan tersebut, tetapi hanya meliputi bagian awal dari bacaan saja. Di samping itu, siswa diminta untuk mengambil beberapa kata sukar dari bacaan itu dan menerangkan artinya. Pada waktu tes berlangsung, guru menungguinya dengan teliti dan tidak memberi kesempatan pada siswa untuk saling bekerja sama. tes berjalan dengan tertib.
- Seorang guru yang sudah berpengalaman, menyusun sebuah tes dengan baik. Kebetulan guru ni juga mengajar bahasa indonesia. Seperti halnya guru pertama, ia memberi sebuah bacaan dan diikuti dengan pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan. Setelah itu diikuti dengan deretan kata-kata sukar yang harus diterangkan oleh siswa. Pada waktu pelaksanaan tes, guru ini mendadak sakit dan pengawasan terhadap pelaksanaan tes diserahkan kepada kawannya, seorang guru muda yang baik hati. Dibiarkannya saja anak-anak yang bercakap-cakap merundingkan jawaban pertanyaan itu, atau anak-anak yang dengan sengaja mengeluarkan buku catatan dan melihat-lihat isinya.
Dengan
gambaran dua buah situasi tes di atas dapat dengan cepat diambil kesimpulan
bahwa keduanya merupakan dua contoh pelaksanaan tes yang tidak diharapkan. Keduanya tidak akan menghasilkan
informasi yang baik tentang siswa.
Dari
contoh dan keterangan ini semua dengan singkat dapat dikatakan bahwa sumber
persyaratan tes didasarkan atas dua hal:
1) Menyangkut mutu tes.
2) Menyangkut pengadministrasian dalam
pembelajaran.
C.
Fungsi Tes
1.
Tes Sebagai Pengukur Prestasi
a. Tes prestasi belajar bertujuan untuk
mengukur prestasi atau hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar.
b. Sebagai bukti ada atau tidaknya
peningkatan kemampuan peserta didik atau berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan.
2.
Tes Sebagai Motivator dalam Belajar
a. Feed back berupa nilai penting guna
meningkatkan belajar (Thorndike, et.al., 1991).
b. Siswa akan belajar lebih giat dan
berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa di akhir program yang
sedang ditempuh akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.
c. Tes kadang-kadang dianggap sebagai
motivator ekstrinsik, bukan motivator intrinsik (Robert L. Ebel, 1979).
d. Teori psikologi behaviorisme
memandang bahwa hasil tes yang baik dan yang segera diketahui oleh siswa yg
bersangkutan akan menjadi pengalaman yang menyenangkan (rewarning learning
experience) dan mempunyai efek memperkuat dorongan untuk belajar kembali.
D.
Jenis - Jenis Tes
- Dari Segi Bentuk Pelaksanaannya
a. Tes Tertulis ( paper and pencil
test)
Tes
tertulis dalam pelaksanaannya lebih menekankan pada penggunaan kertas dan
pencil sebagai instrumen utamanya, sehingga tes mengerjakan soal atau jawaban
ujian pada kertas ujian secara tertulis, baik dengan tulisan tangan maupun
menggunakan komputer.
b. Tes Lisan ( oral test)
Tes
lisan dilakukan dengan pembicaraan atau wawancara tatap muka antara guru dan
murid.
c. Tes Perbuatan (performance test)
Tes
perbuatan mengacu pada proses penampilan seseorang dalam melakukan sesuatu unit
kerja. Tes perbuatan mengutamakan pelaksanaan perbuatan peserta didik.
- Dari Segi Bentuk Soal Dan Kemungkinan Jawabannya
a. Tes Essay (uraian)
Tes
Essay adalah tes yang disusun dalam bentuk pertanyaan terstruktur dan siswa
menyusun, mengorganisasikan sendiri jawaban tiap pertanyaan itu dengan bahasa
sendiri.
b. Tes Objektif
Tes
objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan
alternatif jawabannya.
- Dari Segi Fungsi Tes di Sekolah:
a. Tes Formatif
Tes
Formatif, yaitu tes yang diberikan untuk memonitor kemajuan belajar selama
proses pembelajaran berlangsung. Tes ini diberikan dalam tiap satuan unit
pembelajaran.
b. Tes Summatif
Tes
sumatif diberikan dengan maksud untuk mengetahui penguasaan atau pencapaian
peserta didik dalam bidang tertentu. Tes sumatif dilaksanakan pada tengah atau
akhir semester.
c. Tes Penempatan
Tes
penempatan adalah tes yang diberikan dalam rangka menentukan jurusan yang akan
dimasuki peserta didik atau kelompok mana yang paling baik ditempati atau
dimasuki peserta didik dalam belajar.
d. Tes Diagnostik
Tes
diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mendiagosis penyebab kesulitan yang
dihadapi seseorang baik dari segi intelektual, emosi, fisik dan lain-lain yang
mengganggu kegiatan belajarnya.
E.
Kelebihan dan Kekurangan Jenis-Jenis
Tes
- Tes Lisan
a. Kelebihannya antara lain:
1) Lebih dapat menilai kepribadian dan
isi pengetahuan seseorang karena dilakukan secara face to face
2) Jika si penjawab belum jelas,
pengetes dapat mengubah pertanyaan sehingga dimengerti oleh si penjawab
3) Dari sikap dan cara menjawabnya,
pengetes dapat mengetahui apa yang tersirat disamping yang tersurat
b. Kekurangannya antara lain:
1) Jika hubungan antara pengetes dan
yang dites kurang baik, dapat mengganggu objektivitas hasil tes
2) Sifat penggugup pada yang dites
dapat menggangu kelancaran jawaban yang diberikan
3) Pribadi dan sikap pengetes dan
hubungannya dengan yang dites memungkinkan hasil yang kurang objektif.
- Tes Tulisan
a. Kelebihannya antara lain:
1) Dapat sekaligus menilai kelompok
dalam waktu yang singkat
2) Bagi si penjawab ada kebebasan
memilih dan cara menjawab
3) Karena pertanyaannya sama, scope dan
isi pengetahuan yang dinilai tiap-tiap orang pun sama pula
b. Keburukannya antara lain:
1) Mudah menimbulkan kecurangan dan
kepalsuan jawaban
2) Mudah menimbulkan spekulasi bagi
orang yang akan dites
- Tes Essay
a. Kebaikannya antara lain:
1) Bagi guru, menyusun tes tersebut
sangat mudah dan tidak memerlukan waktu yang lama
2) Si penjawab mempunyai kebebasan
dalam menjawab dan mengeluarkan isi hati atau buah pikirannya
3) Melatih mngeluarkan buah pikiran
dalam bentuk kalimat atau bahasa yang teratur
4) Lebih ekonomis, hemat karne tidak
memerlukan kertas yang terlalu banyak untuk membuat soal tes
b. Kelemahanya antara lain:
1) Tidak atau kurang dapat digunakan
untuk mengetes pelajaran yang scope-nya luas atau banyak sehingga kurang dapat
menilai isi pengetahuan siswa yang sebenarnya
2) Kemungkinan jawaban yang heterogen
sifatnya menyulitkan pengetes dalam menskornya
3) Baik buruknya tulisan dan panjang
pendeknya jawaban yang tidak sama mudah menimbulkan evaluasi dan penskoran yang
kurang objektif
- Tes Objektif
a. Kebaikannya antara lain:
1) Dapat digunakan untuk menilai bahan
pelajaran yang banyak atau skope yang luas. Pelajaran yang diberikan selama
satu tahun atau dua tahun dapat dites sekaligus
2) Bagi yang dites, menjawabnya dapat
bebas dan terpimpin karena adanya jawaban yang tersedia
3) Dapat dinilai secara objektif karena
kunci jawabannya telah tersedia
b. Kekurangannya antara lain:
1) Kurang memberi kesempatan untuk
menyatakan isi hati atau kecakapan yang sesungguhnya karena anak tidak membuat
kalimat
2) Memungkinkan anak atau si penawab
berbuat coba-coba (kira-kira), untung-untungan dalam menjawabnya
3) Menyusun tes ini tidak mudah,
memrlukan ketelitian dan waktu yang agak lama
4) Kurang ekonomis karena memakan biaya
dan kertas yang banyak
Untuk
menilai hasil-hasil tes objektif biasanya dilakukan penskoran secara statistik.
F. Ciri-ciri
Tes yang Baik
Sebuah
tes dikatakan baik jika memenuhi persyaratan:
1. Bersifat valid atau memiliki
validitas yang cukup tinggi. Suatu tes dikatakan valid bila tes itu
isinya dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur, artinya alat ukur yang
digunakan tepat.
Ada
4 macam validitas:
a.
Validitas Isi
Yaitu untuk mengetahui kajituan dari
suatu instrumen ditinjau dari segi isi instrumen tersebut yang dilakukan dengan
jalan membandingkan isi instrumen dengan komponen-komponen yang harus diukur.
b.
Validitas Susunan
Untuk mengetahui apakah suatu
instrumen memenuhi syarat-syarat validitas susunan atau tidak, maka harus
membandingkan susunan instrumen tersebut dengan syarat-syarat penyusunan
instrumen yang baik.
c.
Validitas Bandingan
Kejituan suatu instrumen dilihat
dari korelasinya terhadap keadaan yang sebenarnya dari responden tersebut saat
pengukuran dilakukan.
d.
Validitas Ramalan
Kejituan dari suatu instrumen
ditinjau dari kemampuan instrumen tersebut meramalkan keadaan individu pada
masa yang akan datang.
2. Bersifat reliable, atau memiliki
reliabelitas yang baik. Konsep reliabilitas mendasari
kesalahan yang mungkin terjadi pada nilai tunggal tertentu sebagai susunan dari
kelompok itu mungkin berubah karenanya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
reliabilitas adalah:
a.
Sebelum mengadakan tes harus diperhatikan terlebih dahulu
keadaan fisik dan lingkungan di sekitar testi.
b.
Jika korelasi mendekati satu atau kurang dari satu maka
ketetapannya reliable tapi kalau korelasi lebih dari satu maka tidak reliable
c.
Praktis atau memiliki kepraktisan (Practibility).
Tes memiliki sifat kepraktisan
artinya praktis dari segi perencanaan, pelaksanaan tes dan memiliki nilai
ekonomi tetapi harus tetap mempertimbangkan kerahasiaan tes.
d. Objektivitas
Sebuah tes dikatakan memiliki
objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tidak ada faktor subjektif yang
mempengaruhi, terutama sistem skoringnya.
G. Tahap-Tahap
Penyusunan Tes
Ada enam
tahap dalam merencanakan dan menyusun tes agar diperoleh tes yang baik,yaitu:
- Pengembangan spesifikasi tes
Spesifikasi tes adalah suatu ukuran
yang menunjukkan keseluruhan kualitas tes dan ciri-ciri yang harus dimiliki
oleh tes yang akan dikembangkan.
- Penulisan soal
- Penelaahan soal, yaitu menguji validitas soal yang bertujuan untuk mencermati apakah butir-butir soal yang disusun sudah tepat untuk mengukur tujuan pembelajaran yang sudah dirumuskan, ditinjau dari segi isi/materi, kriteria dan psikologis.
- Pengujian butir-butir soal secara empiris, kegiatan ini sangat penting jika soal yang dibuat akan dibakukan.
- Penganalisisan hasil uji coba.
- Pengadministrasian soal
H. Prinsip-Prinsip
Pengukuran Prestasi Belajar
Menurut (Gronlund, 1977) presrtasi
hasil belajar hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
- Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksional atau pengajaran.
- Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yg diinginkan.
- Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.
- Reliabilitas tes prestasi harus diusahakan setinggi mungkin dan hasil ukurnya harus ditafsirkan dengan hati-hati.
BAB III
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Ada tiga hal yang penting dalam
pengertian tes, pertama adalah sebutan pengukuaran. Pemberian tes (testing
adalah bagian dari kegiatan pengukuran (measurement). Kedua tes adalah alat
untuk mengukur sampel pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki seseorang.
Ketiga, tes adalah penafsiran angka yang diperoleh untuk menentukan cukup baik
atau tidaknya sseorang pembalajar dalam mencapai suatu tujuan.
Sebuah tes harus sesuai dengan apa
yang akan diukur sehigga dapat meberikan informasi yang benar. Dengan kata lain
sebuah tes adalah alat yang dipakai untuk mengetahui ketercapaian keadaan yang
diinginkan oleh pengetes, setelah terlebih dahulu meberikan perlakuan yang
benar terhadap objek yang di tes. Tentuya sebuah tes harus dibuat berdasaran
ketentuan-keetentuan atau prinsip tertentu yang sesuai dengen perlakuan yag
diberikan kepada objek, sehingga informasi yang diahasilkan dapat dipercaya.
Sebuah tes dapat dikatakan baik
apabila memenuhi empat faktor yakni: Valid, Reriabel, praktis, dan objektif.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Daien Indrakusuma. 1993. Evaluasi Pendidikan.
Malang: Penerbit IKIP Malang.
Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Ed. Revisi, Cet. 7. Jakarta: Bumi Aksara.
Dewa Ketut Sukardi. 1997. Analisis Tes Psikologis.
Jakarta: Rinneka Cipta.
Purwanto, Ngalim. 1984. Prinsip
– Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Komentar
Posting Komentar